Monday, December 23, 2019

PEMILIHAN KONSEP


BAB III
PEMILIHAN KONSEP
3.1.      Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang mempunyai hubungan yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang  digunakan untuk menguraikan pemecahan masalah yang ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Hal-hal yang akan dibahas pada landasan teori modul pemilihan konsep adalah definisi pemilihan konsep, keuntungan metode pemilihan konsep, tahapan pemilihan konsep, metode pemilihan konsep, matriks keputusan. Berikut ini merupakan landasan teori berkaitan dengan pemilihan konsep, fase-fase pemilihan konsep, kesalahan tim pengembang, lima langkah metode penyusunan konsep.

3.1.1        Pemilihan Konsep
Pemilihan konsep (concept selection) adalah proses mengevaluasi konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan, membandingkan kelebihan/kekurangan setiap konsep dan selanjutnya memilih satu atau lebih konsep untuk dikembangkan lebih lanjut. Berikut ini adalah ada beberapa tujuh kriteria yang menjadi dasar pemilhan sebuah konsep produk (Ulrich, 2001):
1. Kemudahan penanganan.
2. Kemudahan penggunaan.
3. Kemudahan membaca terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).
4. Akurasi pengukur dosis (untuk alat ukur).
5. Daya tahan.
6. Kemudahan proses manufaktur.
7. Mudah dibawa.

3.1.2        Keuntungan Metode Terstruktur
Proses seleksi konsep yang terstruktur akan membantu mempertahankan objekivitas keseluruhan fase konsep dari proses pengembangan dan menuntun tim pengembangan produk melalui proses yang kritis, sulit dan kadangkala emosional. Secara khusus, metode seleksi konsep yang terstrukuir yang memberikan keuntungan potensial sebagai berikut (Ulrich, 2001).
1.      Produk terfokus pada pelanggan
karena konsep secara eksplisit dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi konsep kemungkinan besar difokuskan pada pelanggan.
2.      Rancangan yang kompetitif
dengan membandingkan (benchmarking) konsep dengan rancangan yang sudah ada, desainer akan mengusahakan rancangan agar menyamai atau melebihi penampilan pesaingnya pada beberapa dimensi kunci.
3.      Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik
Evaluasi produk yang eksplisit dengan penekanan terhadap kriteria manufaktur akan memperbaiki kemampuan produksi produk dan menyesuaikan produk dengan kapabilitas proses dari perusahaan.
4.      Mengurangi waktu untuk pengenalan produk
Sebuah metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum di antara insinyur perancangan, insinyur manufaktur, perancang industri, pemasar, dan manajer proyek. Hal itu mengakibatkan berkurangnya ambiguitas dalam komunikasi sehingga komunikasi yang lebih cepat dan kesalahan awal dapat diminimalisir.
5.      Pengambilan keputusan kelompok yang efektif
Metode yang terstruktur akan mendorong pengambilan keputusan berdasarkan kriteria objektif dan memperkecil kemungkinan keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang mempengaruhi pemilihan konsep produk.
6.      Dokumentasi proses keputusan
Metode terstruktur akan menghasilkan catatan yang akan membantu memahami alasan (rasionalitas) yang berada di belakang keputusan konsep. Catatan ini bermanfaat untuk membantu proses belajar (asimilasi) anggota tim baru dan untuk menilai dengan cepat pengaruh perubahan kebutuhan konsumen pada alternatif yang tersedia.

3.1.3        Tahapan Pemilihan Konsep
Metode pemilihan konsep sangat bervariasi dilihat dari tingkat Efektivitasnya. Beberapa metode tersebut adalah (Papilo,2006):
1.         Keputusan Eksternal, konsep-konsep dikembalikan lagi kepada pelanggan, klien untuk diseleksi.
2.         Produk Juara, Konsep dipilih secara pribadi oleh seorang anggota yang paling berpengaruh dalam tim pengembangan.
3.         Intuisi, Konsep dipilih berdasarkan dipilih berdasarkan perasaan seluruhnanggota tim. Pemilihan tidak melalui proses pertentangan, melainkan yangnterbaik berdasarkan penglihatan.
4.         Multivoting, Konsep dipilih berdasarkan suara terbanyak dari keseluruhan anggota tim.
5.         Pro dan Kontra, Tim membuat daftar kelebihan dan kelemahan dari setiapnkonsep, kemudian memilih konsep terbaik berdasarkan pendapat keseluruhannanggota.
6.         Prototipe dan Pengujian, Tim membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep lalu menyeleksi berdasarkan data hasil pengujian.

3.1.4        Metode Pemilihan Konsep
Berdasarkan pemilihan konsep ini pada awalnya Sejumlah besar konsep yang disaring menjadi jumlah yang lebih kecil, tetapi jumlah kecil ini lalu dapat digabungkan atau diperbaiki sehingga memperluas kembali konsep-konsep yang sedang dipertimbangkan. Menurut (Ulrich, 2000) mengatakan bahwa metode pemilihan konsep itu sangat bervariasi dilihat dari efektivitasnya. Berikut ini adalah metode dalam pemilihan konsep.
1.        Keputusan eksternal, ialah mengembalikan konsep-konsep ke pelanggan, klien,atau beberapa lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.
2.        Produk juara, yaitu seorang anggota yang berpengaruh dari tim pengembangan produk memilih sebuah konsep atas dasar pilihan pribadi.
3.        Intuisi, yaitu konsep dipilih berdasarkan perasaan. Kriteria eksplisit atau analisis pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang kelihatan lebih baik.
4.        Multivoting, yaitu setiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep yang paling banyak dipilih yang akan digunakan.
5.        Pro dan kontra, yaitu tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap konsep dan membuat sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok.
6.        Prototipe dan pengujian, yaitu organisasi membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep, lalu menyeleksi berdasarkan data pengujian.
7.        Matriks keputusan, yaitu tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyeleksian yang telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.

3.1.5        Matrik Keputusan
Matriks keputusan adalah struktur keputusan yang digambarkan dalam bentuk table perbandingan antar berbagai alternatif keputusan berdasarkan kriteria keputusan yang telah ditetapkan. Matriks keputusan baik digunakan untuk melakukan pemilihan beberapa alternatif dengan cara melihat alternatif mana yang memenuhi atau tidak memenuhi kriteria.

3.1.6    Fase-Fase Pemilihan Konsep
            Secara umum proses pengembangan produk dibagi menjadi enam tahapan (fase) pengembangan produk. Enam fase tersebut adalah (Ulrich-Eppinger, 2001):
1.      Perencanaan
Pada fase ini dilakukan kegiatan perencanaan yang sering dirujuk sebagai ’zerofase’, yaitu kegiatan pendahuluan yang meliputi persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2.      Pengembangan Konsep
Pada fase ini, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif- alternatif konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan pada fase-fase berikutnya.
3.      Perancangan Tingkatan Sistem
Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
4.      Perancangan Rinci
Dalam fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen tandar yang dibeli dari pemasok.
5.      Pengujian dan Perbaikan
Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6.      Peluncuran Produk
Fase ini dikenal juga sebagai fase produksi awal, Pada fase ini produk dibuat dengan menggunakan system produksi yang sesungguhnya.

3.1.7    Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep
            Metode penyusunan konsep terdiri dari lima langkah. Penjelasan metode ini difokuskan terutama pada konsep menyeluruh untuk sebuah produk baru, namun metode ini juga dapat digunakan pada beberapa hal-hal yang berbeda dalam proses pengembangan. Berikut langkah-langkahnya (Ulrich dan Eppinger, 2001):
1.      Memperjelas masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah (dekomposisi masalah).
2.      Pencarian Eksternal
Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.
3.      Pencarian internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreatifitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.
4.      Menggali secara sistematis
Sebagai hasil dari kegiatan pencarian secara eksternal dan internal, tim telah mengumpulkan puluhan atau ratusan penggalan konsep, yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah.
5.      Merefleksikan pada hasil dan proses
Mengidentifikasi peluang untuk perbaikan pada iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang.

3.1.8    Kesalahan Tim Pengembang
            Berdasarkan kesalahan yang dilakukan oleh tim pengembang, ada beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh tim pengembang dalam melakukan pemilihan konsep. Berikut ini adalah kesalahannya(Arikunto, 1996):
1.      Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif.
2.      Kegagalan mempertimbangkan kegunaan konsep yang dipakai perusahaan lain.
3.      Hanya melibatkan 1 atau 2 orang dalam proses.
4.      Integrasi yang tidak efektif dalam menemukan solusi parsial.
5.      Kesalahan mempertimbangkan seluruh kategori penyelesaian.

3.2.      Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan menjelaskan tentang hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. Hal-hal yang akan dijelaskan adalah desain konsep alternatif dan desain konsep terpilih. Berikut adalah penjelasan dari pemilihan konsep.

3.2.1    Matriks Pugh
            PT. Lima Bintang dalam perusahaan yang berfokus dibidang furnitur. Pada tim perusahaan yang mengembangkan produk memproduksi barang berupa rak toples. PT Lima Bintang dalam melakukan aktivitas pemilihan konsep menggunakan alat bantu, yaitu Matriks Pugh. Matriks Pugh menjelaskan dan menggambarkan kelebihan, persamaan, dan kekurangan dari setiap konsep dengan menggunakan matriks penilaian yang terdiri dari simbol (+) atau lebih baik, (-) atau lebih buruk, dan (0) sama dengan. Berdasarkan Penilaian dilakukan untuk setiap kriteria seleksi yang didapatkan melalui matriks HOQ. Kriteria yang terdapat pada HOQ adalah produk bermaterial kayu, produk tahan lama, berukuran sedang, memiliki fitu tambahan. Konsep yang dihasilkan oleh matriks pugh akan menghasilkan konsep terbaik yang akan diaplikasikan pada produk rak toples. Matriks pugh terdiri dari kriteria seleksi, bobot kepentingan, referensi, dan konsep-konsep. Konsep yang digunakan di dalam matriks pugh berjumlah 16 konsep yang terdiri dari konsep A sampai konsep P. Berikut adalah tabel 3.1 Matriks Pugh.
        Tabel 3.1 Matriks Pugh
Kriteria Seleksi
Bobot Kepentingan
Referensi
Konsep
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Produk bermaterial kayu
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
+
+
+
+
+
+
+
Produk tahan lama
4
0
0
0
0
0
+
+
+
+
0
0
0
0
+
+
+
+
Berukuran sedang
5
0
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
Memiliki fitur tambahan
5
0
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Jumlah +
10
10
5
5
14
14
9
9
10
15
10
10
19
19
14
14
Jumlah 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah -
0
0
-5
-5
0
0
-5
-5
0
0
-5
-5
0
0
-5
-5
Nilai Akhir
10
10
0
0
14
14
4
4
10
15
5
5
19
19
9
9
Peringkat
4
4
8
8
3
3
7
7
4
2
6
6
1
1
5
5
Pilihan
N
N
N
N
C3
C3
N
N
N
Y1
N
N
C1
C1
N
N
Berdasarkan kriteria penilaian dan bobot pada matriks pugh diatas terdapat kriteria seleksi untuk mengetahui apa saja yang ingin dirubah pada produk tersebut, dan terdapat bobot kepentingan untuk menilai pada setiap kriteria seleksi, jika bobot kepentingannya bernilai 5 maka artinya sangat setuju, jika bobot kepentingannya bernilai 4 maka artinya setuju, jika bobot kepentingannya bernilai 3 maka artinya sangat cukup, jika bobot kepentingannya bernilai 2 maka artinya tidak setuju, jika bobot kepentingannya bernilai 1 maka artinya sangat tidak setuju. Terdapat beberapa lambang, yaitu (+), (-), dan (0). Lambang-lambang tersebut memiliki arti dan nilai tersendiri. Untuk lambang (+) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang lebih baik dari pada referensi dan bernilai 1. Untuk lambang (-) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang lebih buruk dari pada referensi dan bernilai -1. Untuk lambang (0) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang sama dengan referensi dan bernilai 0. Berdasarkan nilai jumlah (+) didapatkan dari lambang (+) yang ada di masing-masing setiap konsep yang di kalikan dengan bobot kepentingan dari setiap kriteria seleksi dan dijumlahkan begitupun untuk mencari hasil jumlah (-) dan (0) sama dengan mencari hasil jumlah (+). Berdasarkan nilai akhir, didapatkan dari hasil dari Jumlah (+), Jumlah (-), dan Jumlah (0) di jumlahkan dan didapatkan hasilnya, kemudian hasil nilai akhir tersebut di urutkan berdasarkan peringkat dari nilai terbesar sampai nilai terkecil. Berdasarkan salah satu perhitungan pada konsep C terdapat 1 lambing (+) yang bernilai 1 yaitu pada kriteria seleksi “memiliki fitur tambahan” kemudian dikalikan dengan bobot kepentingan yang bernilai 5 maka hasil jumlah (+) sebesar 5, pada konsep tersebut terdapat 1 lambang (-) yang bernilai -1 yaitu pada kriteria seleksi “berukuran sedang” kemudian dikalikan dengan bobot kepentingan yang bernilai 5, maka hasil jumlah (-) sebesar -5, untuk menghitung hasil jumlah (0) jika dikalikan dengan bobot kepentingan maka hasilnya akan sama yaitu 0, untuk menghitung nilai akhir konsep C yaitu jumlah (+) ditambah jumlah (-) maka 5 ditambah -5 hasilnya sebesar 0. Berdasarkan jumlah konsep pada matriks pugh diatas terdapat 16 konsep yaitu dari A sampai P, dari konsep-konsep tersebut didapatlah konsep terpilih yaitu C1 pada konsep M dan N, dan konsep Y1 pada konsep J.

3.2.1    Deskripsi Konsep
            Berdasarkan hasil perhitungan matriks pugh yang dilakukan oleh tim pengembang didapatkan konsep terpilih, alternatif 1, dan alternatif 2. Berikut ini adalah konsep terpilih, alternatif 1, dan alternatif 2.       
            Hasil dari matrik pugh tersebut terdapat konsep A sampai P, Berdasarkan konsep-konsep tersebut didapatkanlah konsep terpilih dan  alternatif 1 dan 2. Berdasarkan konsep terpilih yaitu C1 didapat dari konsep M dan N. Berdasarkan konsep M dan N, pada kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5 dikerahui lebih baik dengan referensi dikarenakan konsep terpilih yaitu C1 menggunakan kayu jati belanda sedangan produk referensi menggunakan kayu multipleks. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep M dan N produk tahan lama dengan bobot kepentingan 4 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan menggunakan cat anti rayap sedangkan produk referensi tidak. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep M dan N berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan ukurannya sedikit lebih besar yaitu (42 x 33 x 42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep M dan N memiliki fitur tambahan dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada konsep M menggunakan fitur tambahan berupa kaca sedangkan konsep N menggunakan fitur tambahan berupa tutuprak sedangkan produk referensi tidak menggunakan fitur tambahan. Berdasarkan konsep terpilih ini dikarenakan konsep yang memiliki nilai akhir tertinggi sebesar 19 dan memiliki peringkat 1. Berdasarkan kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air.
            Berdasarkan konsep alternatif 1 yaitu Y1 didapat dari konsep J. Berdasarkan konsep J pada kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5 dikerahui lebih baik dengan referensi dikarenakan konsep alternatif 1 menggunakan kayu jati belanda sedangan produk referensi menggunakan kayu multipleks. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep J produk tahan lama dengan bobot kepentingan 4 diketahui sama dengan produk referensi dikarenakan pada konsep J lebih kuat dan tahan lama sedangkan produk referensi tidak tahan lama. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep J berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan ukurannya lebih besar yaitu (42 x 33 x 42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep J memiliki fitur tambahan dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada konsep J menggunakan fitur tambahan berupa tutuprak sedangkan produk referensi tidak menggunakan fitur tambahan. Berdasarkan konsep alternatif 1 ini dikarenakan konsep yang memiliki nilai akhir tertinggi sebesar 15 dan memiliki peringkat 2. Berdasarkan kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air.
            Berdasarkan konsep alternatif 2 yaitu C2 didapat dari konsep E dan F. Berdasarkan konsep E dan F pada kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5 dikerahui sama dengan produk referensi dikarenakan konsep alternatif 2 menggunakan kayu multipleks sedangan produk referensi juga menggunakan kayu multipleks. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E dan F produk tahan lama dengan bobot kepentingan 4 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada konsep E dan F menggunakan cat anti rayap sehingga lebih kuat dan tahan lama sedangkan produk referensi tidak. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E dan F berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan ukurannya sedikit lebih besar yaitu (42 x 33 x 42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E dan F memiliki fitur tambahan dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada konsep E menggunakan fitur tambahan berupa kaca sedangkan konsep F menggunakan fitur tambahan berupa tutup rak sedangkan produk referensi tidak menggunakan fitur tambahan. Berdasarkan konsep alternatif 2 ini dikarenakan konsep yang memiliki nilai akhir tertinggi sebesar 14 dan memiliki peringkat 3. Berdasarkan kelebihan dari konsep alternatif kedua ini yaitu harga yang murah, mudah untuk dicari, tidak terlalu berat, sedangkan kekurangannya yaitu memiliki daya tahan yang tidak kuat, sehingga tidak tahan jika terkena air. Ketahanan dengan menggunakan cat anti rayap memiliki kekurangan, yaitu tidak mendapatkan warna terhadap produk rak toples sehingga nilai dari produk rak toples tidak bertambah.


2 comments: