BAB III
PEMILIHAN KONSEP
3.1. Landasan
Teori
Landasan teori adalah teori-teori
yang mempunyai hubungan yang erat
dengan alternatif penyelesaian masalah yang digunakan untuk
menguraikan pemecahan masalah yang ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan
secara teoritis. Hal-hal yang akan
dibahas pada landasan teori modul pemilihan konsep adalah definisi pemilihan
konsep, keuntungan metode pemilihan konsep, tahapan pemilihan konsep, metode
pemilihan konsep, matriks keputusan. Berikut ini merupakan landasan teori berkaitan dengan pemilihan konsep, fase-fase pemilihan
konsep, kesalahan tim pengembang, lima langkah metode penyusunan konsep.
3.1.1
Pemilihan Konsep
Pemilihan konsep (concept
selection) adalah proses mengevaluasi konsep dengan memperhatikan kebutuhan
pelanggan, membandingkan kelebihan/kekurangan setiap konsep dan selanjutnya
memilih satu atau lebih konsep untuk dikembangkan lebih lanjut. Berikut ini adalah ada beberapa tujuh kriteria yang
menjadi dasar pemilhan sebuah konsep produk (Ulrich, 2001):
1. Kemudahan penanganan.
2. Kemudahan penggunaan.
3. Kemudahan membaca
terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).
4. Akurasi pengukur dosis
(untuk alat ukur).
5. Daya tahan.
6. Kemudahan proses
manufaktur.
7. Mudah dibawa.
3.1.2
Keuntungan Metode Terstruktur
Proses
seleksi konsep yang terstruktur akan membantu mempertahankan objekivitas
keseluruhan fase konsep dari proses pengembangan dan menuntun tim pengembangan
produk melalui proses yang kritis, sulit dan kadangkala emosional. Secara
khusus, metode seleksi konsep yang terstrukuir yang memberikan keuntungan
potensial sebagai berikut
(Ulrich, 2001).
1. Produk
terfokus pada pelanggan
karena konsep secara
eksplisit dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi konsep kemungkinan
besar difokuskan pada pelanggan.
2. Rancangan
yang kompetitif
dengan membandingkan
(benchmarking) konsep dengan rancangan yang sudah ada, desainer akan
mengusahakan rancangan agar menyamai atau melebihi penampilan pesaingnya pada
beberapa dimensi kunci.
3. Koordinasi
antara proses dan produk yang lebih baik
Evaluasi produk yang
eksplisit dengan penekanan terhadap kriteria manufaktur akan memperbaiki
kemampuan produksi produk dan menyesuaikan produk dengan kapabilitas proses
dari perusahaan.
4. Mengurangi
waktu untuk pengenalan produk
Sebuah metode yang
terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum di antara insinyur perancangan,
insinyur manufaktur, perancang industri, pemasar, dan manajer proyek. Hal itu
mengakibatkan berkurangnya ambiguitas dalam komunikasi sehingga komunikasi yang
lebih cepat dan kesalahan awal dapat diminimalisir.
5. Pengambilan
keputusan kelompok yang efektif
Metode yang terstruktur
akan mendorong pengambilan keputusan berdasarkan kriteria objektif dan
memperkecil kemungkinan keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang
mempengaruhi pemilihan konsep produk.
6. Dokumentasi
proses keputusan
Metode terstruktur akan
menghasilkan catatan yang akan membantu memahami alasan (rasionalitas) yang
berada di belakang keputusan konsep. Catatan ini bermanfaat untuk membantu
proses belajar (asimilasi) anggota tim baru dan untuk menilai dengan cepat
pengaruh perubahan kebutuhan konsumen pada alternatif yang tersedia.
3.1.3
Tahapan Pemilihan Konsep
Metode
pemilihan konsep sangat bervariasi dilihat dari tingkat Efektivitasnya.
Beberapa metode tersebut adalah (Papilo,2006):
1.
Keputusan Eksternal,
konsep-konsep dikembalikan lagi kepada pelanggan, klien untuk diseleksi.
2.
Produk Juara, Konsep
dipilih secara pribadi oleh seorang anggota yang paling berpengaruh dalam tim
pengembangan.
3.
Intuisi, Konsep dipilih
berdasarkan dipilih berdasarkan perasaan seluruhnanggota tim. Pemilihan tidak
melalui proses pertentangan, melainkan yangnterbaik berdasarkan penglihatan.
4.
Multivoting, Konsep
dipilih berdasarkan suara terbanyak dari keseluruhan anggota tim.
5.
Pro dan Kontra, Tim
membuat daftar kelebihan dan kelemahan dari setiapnkonsep, kemudian memilih
konsep terbaik berdasarkan pendapat keseluruhannanggota.
6.
Prototipe dan
Pengujian, Tim membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep lalu menyeleksi
berdasarkan data hasil pengujian.
3.1.4
Metode Pemilihan Konsep
Berdasarkan
pemilihan konsep ini pada awalnya Sejumlah besar konsep
yang disaring menjadi jumlah yang lebih kecil, tetapi jumlah kecil ini lalu
dapat digabungkan atau diperbaiki sehingga memperluas kembali konsep-konsep
yang sedang dipertimbangkan. Menurut (Ulrich, 2000) mengatakan bahwa metode
pemilihan konsep itu sangat bervariasi dilihat dari efektivitasnya. Berikut ini
adalah metode dalam pemilihan konsep.
1.
Keputusan
eksternal, ialah mengembalikan konsep-konsep ke pelanggan, klien,atau beberapa
lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.
2.
Produk
juara, yaitu seorang anggota yang berpengaruh dari tim pengembangan produk
memilih sebuah konsep atas dasar pilihan pribadi.
3.
Intuisi,
yaitu konsep dipilih berdasarkan perasaan. Kriteria eksplisit atau analisis
pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang kelihatan
lebih baik.
4.
Multivoting,
yaitu setiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep yang paling banyak
dipilih yang akan digunakan.
5.
Pro
dan kontra, yaitu tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap konsep dan
membuat sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok.
6.
Prototipe
dan pengujian, yaitu organisasi membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep,
lalu menyeleksi berdasarkan data pengujian.
7.
Matriks
keputusan, yaitu tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria
penyeleksian yang telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.
3.1.5
Matrik Keputusan
Matriks keputusan adalah struktur keputusan yang digambarkan
dalam bentuk table perbandingan antar berbagai alternatif keputusan berdasarkan
kriteria keputusan yang telah ditetapkan. Matriks keputusan baik digunakan
untuk melakukan pemilihan beberapa alternatif dengan cara melihat alternatif
mana yang memenuhi atau tidak memenuhi kriteria.
3.1.6 Fase-Fase Pemilihan Konsep
Secara umum proses pengembangan produk dibagi menjadi enam tahapan
(fase) pengembangan produk. Enam fase tersebut adalah (Ulrich-Eppinger, 2001):
1.
Perencanaan
Pada
fase ini dilakukan kegiatan perencanaan yang sering dirujuk sebagai ’zerofase’,
yaitu kegiatan pendahuluan yang meliputi persetujuan proyek dan proses
peluncuran pengembangan produk aktual.
2.
Pengembangan Konsep
Pada
fase ini, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif- alternatif konsep
produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan pada fase-fase berikutnya.
3.
Perancangan Tingkatan Sistem
Fase
ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
4.
Perancangan Rinci
Dalam
fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi toleransi
dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen tandar
yang dibeli dari pemasok.
5.
Pengujian dan Perbaikan
Fase
ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal
produk.
6.
Peluncuran Produk
Fase
ini dikenal juga sebagai fase produksi awal, Pada fase ini produk dibuat dengan
menggunakan system produksi yang sesungguhnya.
3.1.7 Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep
Metode penyusunan konsep terdiri dari lima
langkah. Penjelasan metode ini difokuskan terutama pada konsep menyeluruh untuk
sebuah produk baru, namun metode ini juga dapat digunakan pada beberapa hal-hal
yang berbeda dalam proses pengembangan. Berikut langkah-langkahnya (Ulrich dan
Eppinger, 2001):
1. Memperjelas masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan
pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah (dekomposisi masalah).
2. Pencarian Eksternal
Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan keseluruhan masalah dan
submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.
3. Pencarian internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreatifitas dari
tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.
4. Menggali secara sistematis
Sebagai hasil dari kegiatan pencarian secara eksternal dan internal, tim
telah mengumpulkan puluhan atau ratusan penggalan konsep, yaitu yang merupakan
solusi untuk sub-submasalah.
5.
Merefleksikan pada hasil dan proses
Mengidentifikasi peluang untuk perbaikan pada
iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang.
3.1.8 Kesalahan Tim Pengembang
Berdasarkan kesalahan yang dilakukan
oleh tim pengembang, ada beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh tim
pengembang dalam melakukan pemilihan konsep. Berikut ini adalah
kesalahannya(Arikunto, 1996):
1. Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif.
2.
Kegagalan mempertimbangkan kegunaan konsep yang dipakai perusahaan
lain.
3. Hanya melibatkan 1 atau 2 orang dalam proses.
4.
Integrasi yang tidak efektif dalam menemukan solusi parsial.
5.
Kesalahan mempertimbangkan seluruh kategori penyelesaian.
3.2. Hasil
dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan
menjelaskan tentang hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. Hal-hal
yang akan dijelaskan adalah desain konsep alternatif dan desain konsep
terpilih. Berikut adalah penjelasan dari pemilihan konsep.
3.2.1 Matriks Pugh
PT. Lima Bintang dalam perusahaan
yang berfokus dibidang furnitur. Pada tim perusahaan yang mengembangkan produk
memproduksi barang berupa rak toples. PT
Lima Bintang dalam melakukan aktivitas pemilihan konsep menggunakan alat bantu,
yaitu Matriks Pugh. Matriks Pugh menjelaskan dan menggambarkan kelebihan,
persamaan, dan kekurangan dari setiap konsep dengan menggunakan matriks
penilaian yang terdiri dari simbol (+) atau lebih baik, (-) atau lebih buruk,
dan (0) sama dengan. Berdasarkan Penilaian dilakukan untuk setiap kriteria
seleksi yang didapatkan melalui matriks HOQ. Kriteria yang terdapat pada HOQ
adalah produk bermaterial kayu, produk tahan lama, berukuran sedang, memiliki
fitu tambahan. Konsep yang dihasilkan oleh matriks pugh akan menghasilkan
konsep terbaik yang akan diaplikasikan pada produk rak toples. Matriks pugh
terdiri dari kriteria seleksi, bobot kepentingan, referensi, dan konsep-konsep.
Konsep yang digunakan di dalam matriks pugh berjumlah 16 konsep yang terdiri
dari konsep A sampai konsep P. Berikut adalah tabel 3.1 Matriks Pugh.
Tabel 3.1 Matriks Pugh
Kriteria
Seleksi
|
Bobot Kepentingan
|
Referensi
|
Konsep
|
|||||||||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
|||
Produk bermaterial kayu
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Produk tahan lama
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+
|
+
|
+
|
+
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Berukuran sedang
|
5
|
0
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
Memiliki fitur tambahan
|
5
|
0
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Jumlah +
|
10
|
10
|
5
|
5
|
14
|
14
|
9
|
9
|
10
|
15
|
10
|
10
|
19
|
19
|
14
|
14
|
||
Jumlah 0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||
Jumlah -
|
0
|
0
|
-5
|
-5
|
0
|
0
|
-5
|
-5
|
0
|
0
|
-5
|
-5
|
0
|
0
|
-5
|
-5
|
||
Nilai Akhir
|
10
|
10
|
0
|
0
|
14
|
14
|
4
|
4
|
10
|
15
|
5
|
5
|
19
|
19
|
9
|
9
|
||
Peringkat
|
4
|
4
|
8
|
8
|
3
|
3
|
7
|
7
|
4
|
2
|
6
|
6
|
1
|
1
|
5
|
5
|
||
Pilihan
|
N
|
N
|
N
|
N
|
C3
|
C3
|
N
|
N
|
N
|
Y1
|
N
|
N
|
C1
|
C1
|
N
|
N
|
Berdasarkan kriteria penilaian dan bobot
pada matriks pugh diatas terdapat kriteria seleksi untuk mengetahui apa saja
yang ingin dirubah pada produk tersebut, dan terdapat bobot kepentingan untuk
menilai pada setiap kriteria seleksi, jika bobot kepentingannya bernilai 5 maka
artinya sangat setuju, jika bobot kepentingannya bernilai 4 maka artinya
setuju, jika bobot kepentingannya bernilai 3 maka artinya sangat cukup, jika
bobot kepentingannya bernilai 2 maka artinya tidak setuju, jika bobot
kepentingannya bernilai 1 maka artinya sangat tidak setuju. Terdapat beberapa lambang, yaitu (+), (-), dan (0).
Lambang-lambang tersebut memiliki arti dan nilai tersendiri. Untuk lambang (+)
artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang lebih baik dari pada
referensi dan bernilai 1. Untuk lambang (-) artinya konsep tersebut memiliki
kriteria seleksi yang lebih buruk dari pada referensi dan bernilai -1. Untuk
lambang (0) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang sama dengan
referensi dan bernilai 0. Berdasarkan nilai jumlah (+) didapatkan dari lambang (+)
yang ada di masing-masing setiap konsep yang di kalikan dengan bobot
kepentingan dari setiap kriteria seleksi dan dijumlahkan begitupun untuk
mencari hasil jumlah (-) dan (0) sama dengan mencari hasil jumlah (+).
Berdasarkan nilai akhir, didapatkan dari hasil dari Jumlah (+), Jumlah (-), dan
Jumlah (0) di jumlahkan dan didapatkan hasilnya, kemudian hasil nilai akhir tersebut
di urutkan berdasarkan peringkat dari nilai terbesar sampai nilai terkecil.
Berdasarkan salah satu perhitungan pada konsep C terdapat 1 lambing (+) yang
bernilai 1 yaitu pada kriteria seleksi “memiliki fitur tambahan” kemudian
dikalikan dengan bobot kepentingan yang bernilai 5 maka hasil jumlah (+)
sebesar 5, pada konsep tersebut terdapat 1 lambang (-) yang bernilai -1 yaitu
pada kriteria seleksi “berukuran sedang” kemudian dikalikan dengan bobot
kepentingan yang bernilai 5, maka hasil jumlah (-) sebesar -5, untuk menghitung
hasil jumlah (0) jika dikalikan dengan bobot kepentingan maka hasilnya akan
sama yaitu 0, untuk menghitung nilai akhir konsep C yaitu jumlah (+) ditambah
jumlah (-) maka 5 ditambah -5 hasilnya sebesar 0. Berdasarkan jumlah konsep
pada matriks pugh diatas terdapat 16 konsep yaitu dari A sampai P, dari
konsep-konsep tersebut didapatlah konsep terpilih yaitu C1 pada konsep M dan N,
dan konsep Y1 pada konsep J.
3.2.1 Deskripsi Konsep
Berdasarkan hasil perhitungan
matriks pugh yang dilakukan oleh tim pengembang didapatkan konsep terpilih, alternatif
1, dan alternatif 2. Berikut ini adalah konsep terpilih, alternatif 1, dan
alternatif 2.
Hasil
dari matrik pugh tersebut terdapat konsep A sampai P, Berdasarkan konsep-konsep
tersebut didapatkanlah konsep terpilih dan alternatif 1 dan 2. Berdasarkan konsep
terpilih yaitu C1 didapat dari konsep M dan N. Berdasarkan konsep M dan N, pada
kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5 dikerahui
lebih baik dengan referensi dikarenakan konsep terpilih yaitu C1 menggunakan kayu
jati belanda sedangan produk referensi menggunakan kayu multipleks. Kriteria
seleksi selanjutnya pada konsep M dan N produk tahan lama dengan bobot
kepentingan 4 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan
menggunakan cat anti rayap sedangkan produk referensi tidak. Kriteria seleksi
selanjutnya pada konsep M dan N berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5
diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan ukurannya sedikit
lebih besar yaitu (42 x 33 x 42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi
selanjutnya pada konsep M dan N memiliki fitur tambahan dengan bobot
kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada
konsep M menggunakan fitur tambahan berupa kaca sedangkan konsep N menggunakan
fitur tambahan berupa tutuprak sedangkan produk referensi tidak menggunakan
fitur tambahan. Berdasarkan konsep terpilih ini dikarenakan konsep yang
memiliki nilai akhir tertinggi sebesar 19 dan memiliki peringkat 1. Berdasarkan
kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak
terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat
karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air.
Berdasarkan
konsep alternatif 1 yaitu Y1 didapat dari konsep J. Berdasarkan konsep J pada
kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5 dikerahui
lebih baik dengan referensi dikarenakan konsep alternatif 1 menggunakan kayu
jati belanda sedangan produk referensi menggunakan kayu multipleks. Kriteria
seleksi selanjutnya pada konsep J produk tahan lama dengan bobot kepentingan 4
diketahui sama dengan produk referensi dikarenakan pada konsep J lebih kuat dan
tahan lama sedangkan produk referensi tidak tahan lama. Kriteria seleksi
selanjutnya pada konsep J berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5 diketahui
lebih baik dengan produk referensi dikarenakan ukurannya lebih besar yaitu (42
x 33 x 42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi selanjutnya pada
konsep J memiliki fitur tambahan dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih
baik dengan produk referensi dikarenakan pada konsep J menggunakan fitur
tambahan berupa tutuprak sedangkan produk referensi tidak menggunakan fitur
tambahan. Berdasarkan konsep alternatif 1 ini dikarenakan konsep yang memiliki
nilai akhir tertinggi sebesar 15 dan memiliki peringkat 2. Berdasarkan
kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak
terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat
karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air.
Berdasarkan
konsep alternatif 2 yaitu C2 didapat dari konsep E dan F. Berdasarkan konsep E
dan F pada kriteria seleksi produk bermaterial kayu dengan bobot kepentingan 5
dikerahui sama dengan produk referensi dikarenakan konsep alternatif 2 menggunakan
kayu multipleks sedangan produk referensi juga menggunakan kayu multipleks.
Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E dan F produk tahan lama dengan bobot
kepentingan 4 diketahui lebih baik dengan produk referensi dikarenakan pada
konsep E dan F menggunakan cat anti rayap sehingga lebih kuat dan tahan lama
sedangkan produk referensi tidak. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E
dan F berukuran sedang dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik dengan
produk referensi dikarenakan ukurannya sedikit lebih besar yaitu (42 x 33 x
42)cm dibanding produk referensi. Kriteria seleksi selanjutnya pada konsep E
dan F memiliki fitur tambahan dengan bobot kepentingan 5 diketahui lebih baik
dengan produk referensi dikarenakan pada konsep E menggunakan fitur tambahan
berupa kaca sedangkan konsep F menggunakan fitur tambahan berupa tutup rak
sedangkan produk referensi tidak menggunakan fitur tambahan. Berdasarkan konsep
alternatif 2 ini dikarenakan konsep yang memiliki nilai akhir tertinggi sebesar
14 dan memiliki peringkat 3. Berdasarkan kelebihan dari konsep alternatif kedua
ini yaitu harga yang murah, mudah untuk dicari, tidak terlalu berat, sedangkan
kekurangannya yaitu memiliki daya tahan yang tidak kuat, sehingga tidak tahan
jika terkena air. Ketahanan dengan menggunakan cat anti rayap memiliki
kekurangan, yaitu tidak mendapatkan warna terhadap produk rak toples sehingga
nilai dari produk rak toples tidak bertambah.
link sumber?
ReplyDeletesumbernya dri mana ya kak
ReplyDelete