Tuesday, December 24, 2019

DESIGN TOOLING (Keselamatan Kerja)


BAB VI
DESIGN TOOLING  DAN PENGENDALIAN
 KECELAKAAN KERJA

6.1.      Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang mempunyai hubungan yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang  digunakan untuk menguraikan pemecahan masalah yang ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Hal-hal yang akan dibahas pada landasan teori modul desain tooling dan pengendalian kecelakaan kerja adalah pengertian desain tooling dan pengendalian kecelakaan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, langkah-langkah proses kerja. Berikut ini merupakan landasan teori berkaitan dengan penurunan konsep

6.1.1    Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri atau (APD) Merupakan kumpulan dari berrbagai alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi diri dari kemungkinan adanya potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat bekerja. Sementara pengendalian permanen belum dapat dilaksanakan atau belum efektif mengurangi potensi bahaya, maka dari itu alat pelindung diri wajib digunakan (Tarwaka, 2008). Penggunaan alat pelindung diri  yang tidak sesuai dapat mencelakai pekerja yang memakainya, bahkan bisa lebih membahayakan dibandingkan tanpa memakai APD. Oleh karena itu agar dapat memilih APD yang tepat, perusahaan harus bisa mengidentifikasi bahaya potensial yang ada, khususnya yang tidak dapat dihilangkan ataupun dikendalikan (Harwanti, 2009).
1.         Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) ada berbagai macam yang berguna untuk melindungi seseorang selama melakukan pekerjaan yang fungsinya untuk memproteksi tubuh pekerja dari potensi bahaya di tempat kerja. Berdasarkan fungsinya, ada beberapa macam APD yang digunakan oleh tenaga kerja, antara lain (Tarwaka, 2008).
a.       Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras yang mungkin terjatuh menyebabkan benturan terhadap kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Helm pelindung harus tahan terhadap pukulan, tidak mudah terbakar, tahan terhadap perubahan iklim dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Helm pelindung dapat terbuat dari plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass) maupun metal. Berikut Gambar 6.1 Alat Pelingdung Kepala (Safety Helmet)
Gambar 6.1 Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)

b.      Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata ini digunakan untuk melindungi mata pekerja dari percikan bahan kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, radiasi gelombang elektromagnetik, panas radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan benda keras, dan lain sebagainya. Berikut Gambar 6.2 Alat Pelindung Mata (Goggles)
Gambar 6.2 Alat Pelindung Mata (Goggles) 
c.       Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi hidung saat bernafas dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi atau beracun, yang bersifat rangsangan. Penggunaan pelindung pernapasan mencegah pekerja agar tidak menghirup langsung udara yang terkontaminasi zat berbahaya yang ada di area kerja. Berikut Gambar 6.3 Alat Pelindung Pernafasan (Masker).
Gambar 6.3 Alat Pelindung Pernafasan (Masker)

d.       Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung tangan antara lain:
1)      Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang telah di disinfeksi tingkat tinggi. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung tangan steril.
2)      Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang telah melalui proses sterilisasi dan harus digunakan pada tindakan bedah.
3)      Sarung tangan rumah tangga (gloves)
Sarung tangan ini bergantung pada bahan-bahan yang digunakan:          
a)       Sarung tangan dari bahan asbes, katun, wool untuk melindungi tangan dari api, panas, dan dingin.
b)      Sarung tangan dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari listrik, panas, luka, dan lecet.
c)      Sarung tangan dari bahan yang telah dilapisi oleh timbal (Pb) untuk melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan radiasi pengion.
d)      Sarung tangan dari bahan karet alami (sintetik) untuk melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
e)      Sarung tangan dari bahan poli vinyl chlorida (PVC) untuk melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan dapat sebagai oksidator. Berikut Gambar 6.4 Alat Pelindung Tangan (Glove)
Gambar 6.4 Alat Pelindung Tangan (Glove)

e.       Baju Pelindung (Body Potrection)
Baju pelindung digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dan lain-lain. Pakaian keselamatan kerja juga mempunyai kegunaan lain yaitu sebagai identitas. Fungsi identitas bertujuan untuk menyeragamkan pekerja serta menunjukkan identitas jabatan dari seorang pekerja. Berikut Gambar 6.5 Baju Pelindung (Body Protection)
Gambar 6.5 Baju Pelindung (Body Protection)

f.        Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki antara lain:
1)        Sepatu steril
Sepatu khusus yang digunakan oleh seseorang yang bekerja di ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang isolasi, ruang otopsi.
2)        Sepatu boot
Sepatu yang terbuat dari bahan karet yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan yang membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan yang dapat menimbulkan dermatitis, dan listrik. Berikut Gambar 6.6 Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Gambar 6.6 Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)


g.      Alat Pelindung Telinga (Ear Protection)
Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga. Jenis alat pelindung telinga antara lain (Harwanti, 2009).
1)        Sumbat telinga (Ear plug)
Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap individu adalah bebeda. Untuk itu sumbat telinga (Ear plug) harus dipilih agar sesuai dengan ukuran dan bentuk saluran telinga dari pemakainya. Umumnya diameter saluran telinga antara 5-11 mm dan liang telinga umumnya berbentuk lonjong dan tidak lurus. sumbat telinga (Ear plug) dapat terbuat dari kapas, plastik, karet alami dan bahan sintetis.
2)        Tutup telinga (Ear muff)
Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu yang lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena bantalannya menjadi mengeras dan mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini dapat mengurang intensitas suara sampai 30 dB dan dapat memproteksi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia. Berikut Gambar 6.7 Alat Pelindung Telinga (Ear Plug dan Ear Muff)
Gambar 6.7 Alat Pelindung Telinga (Ear Plug dan Ear Muff)

h.       Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt)
Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti pada pekerjaan mendaki, memanjat dan pada pekerjaan konstruksi bangunan. Berikut Gambar 6.8 Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt)
Gambar 6.8 Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt)

6.1.2   Kesehatan dan Keselamatan Kerja
            Kesehatan dan keselamatan kerja adalah menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan dari karyawan agar pekerjaan di wilayah kerja dapat berjalan lancar (Prawirosentono, 2002). Kesehatan dan kecelakaan kerja memiliki tujuan menghindari, kurangi, bahkan juga menghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penyakit yang disebabkan karena kerja akan menyebabkan penggunaan banyak cost (biaya) perusahaan, sehingga rencana ini tidak bisa dipandang jadi usaha mencegah kecelakaan kerja, tetapi harus dipandang dalam bentuk investasi jangka panjang yang berikan keuntungan yang berlimpah pada saat yang akan datang.

6.1.3    Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
            Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan kelemahan yang mungkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan melakukan penelitian apakah pengendalian secara cermat telah dilakukan atau tidak. Tujuan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Mangkunegara, 2004).
1.        Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan  kerja baik secara fisik, social, dan psikologis.
2.        Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan sesuai peruntukannya.
3.        Agar semua hasil produksi di pelihara dan terjaga keamanannya.
4.        Agar meningkatnya semangat, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
5.        Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi kerja yang kurang baik.
6.        Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi selama bekerja.
7.        Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi para pekerja.

6.1.4    Faktor yang Dapat Menyebabkan Kecelakaan Kerja
            Kecelakaan Kerja adalah suatu peristiwa atau insiden yang tidak direncanakan dan dialami oleh seorang pekerja saat melakukan suatu pekerjaan yang seharusnya dianalisis dari segi biaya dan sebab–sebabnya. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
1.        Alat pengaman yang tidak sempurna
2.        Peralatan yang rusak
3.        Prosedur yang berbahaya didalam, di atas atau disekitar peralatan dan mesin.
4.        Tempat penyimpanan yang tidak aman.
5.        Kurangnya pencahayaan.
6.        Tidak berfungsinya ventilasi udara
6.1.5    Peralatan dan Pemesinan
            Peralatan adalah suatu alat yang digunakan untuk mendukung suatu pekerjaan. Pemesinan adalah suatu bidang yang bertujuan untuk menghasilkan komponen atau benda kerja, proses pemesinan dengan menggunakan mesin perkakas meliputi proses pembentukan suatu produk dengan proses yaitu membuang atau menghilangkan sebagian material dari benda kerja utamanya (Umaryadi, 2006).

6.2       Hasil dan Pembahasan
            Hasil dan pembahasan berisi mengenai gagasan yang terkait dengan apa yang telah dilakukan dan apa yang diamati, dipaparkan dan dianalisis. Uraian mengenai gagasan ini dikaitkan dengan hasil kajian teori dan hasil yang telah diperoleh. Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan mengenai Design Tooling dan Pengendalian Kecelakaan Kerja.

6.2.1    Langkah-langkah  Proses  Kerja  Produk  Terpilih
Langkah – langkah dalam proses kerja dari konsep produk terpilih memuat tentang urutan jalannya produksi mulai dari berbentuk bahan mentah dari gudang bahan baku sampai disimpan kembali di gudang penyimpanan barang jadi. Berikut ini adalah langkah – langkah yang di lakukan untuk membuat produk rak toples.
Pertama dimulai dengan mengambil komponen di gudang bahan baku lalu dibawa ke stasiun pengukuran. Berdasarkan alternatif konsep terpilih, yaitu Produk Rak Toples terbuat dari kayu multipleks yang memiliki ukuran (44 x 30 x 20) cm, produk berdasarkan konsep terpilih ini memiliki 5 (lima) komponen. Komponen utama yaitu papan belakang berukuran (44 x 30 x 2), komponen papan samping (30 x 18 x 2) cm, komponen papan alas (40 x 18 x 2) cm, komponen papan depan (40 x 5 x 2) cm, dan komponen papan sekat (16 x 5 x 2) cm.
Pembuatan produk rak toples melalui beberapa langkah yaitu pertama-tama membawa bahan baku komponen yang berupa kayu multipleks dari gudang penyimpanan barang baku ke meja pengukuran, pada proses ini semua komponen diukur dengan menggunakan meteran sesuai ukuran yang sudah ditentukan, setelah dilakukan pengukuran, maka komponen papan kayu multipleks di pindahkan ke meja pemotongan untuk dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin Circular Saw pada kayu sesuai ukuran yang sudah diukur, setelah dilakukannya pemotongan, maka seluruh komponen dipindahkan ke meja perakitan, pada proses ini seluruh komponen dirakit satu per satu menggunakan mesin nailgun agar menjadi poduk setengah jadi, setelah produk selesai dirakit, maka akan dipindahkan ke meja penghalusan, pada proses ini produk dihaluskan dengan menggunakan gerinda tangan agar permukaan produk tidak kasar dan tidak melukai tangan konsumen, Setelah produk tersebut sudah dihaluskan maka produk tersebut dibawa ke Gudang Penyimpanan Barang Jadi.

6.2.2    Bahan, Peralatan dan Mesin Produk Terpilih
                        Bahan, Peralatan dan Mesin Produk Terpilih merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memproduksi produk rak toples yang dimana masing masing mempunyai fungsinya masing masing. Berdasarkan dengan konsep terpilih bahan, peralatan dan mesin yang digunakan untuk membuat produk rak toples.
1.      Bahan.
Bahan pada dasarnya adalah sesuatu yang dibuat menjadi suatu benda yang dapat digunakan atau di pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berikut adalah beberapa bahan yang dipakai dalam pembuatan produk rak toples.
a.       Kayu multipleks         
Pembuatan produk rak toples berbahan dasar kayu multipleks Kayu multipleks tersusun dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Berikut Gambar 6.9 Kayu multipleks.
Gambar 6.9 Kayu Multipleks
  
b.      Paku
Penggunaan paku pada produk tempat rak toples adalah untuk menyatukan komponen satu dengan komponen lainya. Paku digunakan untuk menyatukan antar komponen. Berikut Gambar 6.10 Paku.

Gambar 6.10 Paku
c.       Cat anti rayap
Cat anti rayap digunakan sebagai pelindung kayu dari rayap agar kayu tetap awet dan nyaman saat produk digunakan. Berikut Gambar 6.11 Cat anti rayap
Gambar 6.11 Cat anti rayap
d.      Kaca
Kaca  adalah permukaan licin yang dan dapat memantulkan bayangan benda dengan sempurna. Kaca  merupakan fitur tambahan pada tempat rak toples.. Berikut Gambar 6.12 Kaca.

        
  Gambar 6.12 Kaca

2.      Peralatan
Peralatan pada dasarnya adalah benda yang digunakan untuk mempermudah perkerjaan pekerja dalam mengerjakan suatu produksi barang. Berikut adalah beberapa peralatan yang dipakai dalam pembuatan produk rak toples :
a.    Meteran 
Penggunaan penggaris pada produk rak toples  adalah untuk mengukur semua komponen  sebelum dan sesudah dipotong agar sesuai dengan yang diinginkan. Berikut Gambar 6.13 Meteran.
Gambar 6.13 Meteran
b.    Nail gun            
Penggunaan nail gun. pada produk rak toples adalah untuk membantu proses perakitan komponen satu dengan yang lainya. Berikut Gambar nail gun 6.14.
Gambar 6.14 Nail gun
c.     Pulpen                
  Pulpen merupakan alat tulis yang biasa digunakan dalam keperuan banyak hal. Penggunaan pulpen pada produk rak toples adalah untuk membantu dalam proses pengukuran. Berikut Gambar 6.15 Pulpen.

Gambar 6.15 Pulpen

d.    Spray Gun
Spray gun adalah alat yang bisa digunakan dalam finishing kayu. Penggunaan Spray Gun pada produk rak toples adalah alat untk membantu dalam proses pengecatan. Berikut Gambar 6.16 Spray Gun.


Gambar 6.16 Spray Gun
3.       Mesin
Mesin pada dasarnya adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau alat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Berikut adalah beberapa mesin yang dipakai dalam pembuatan produk rak toples
a.       Circular Saw
Penggunaan Circular Saw pada produk rak toples adalah untuk memotong kayu dengan prinsip kerjanya dimana pisau potong berbentuk lingkaran yang digerakkan memutar dengan menggunakan motor listrik yang dikendalikan oleh pekerja. Berikut Gambar 6.17 Circular Saw.

Gambar 6.17 Circular Saw
b.      Kompresor
Kompresor merupakan alat mekanik yang memiliki banyak kegunaan. Fungsinya adalah untuk menyuplai tekanan angin yang akan dikeluarkan pada Spray Gun . Berikut Gambar 6.18 Kompresor.
 
Gambar 6.18 Kompresor
c.       Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang serba guna. Mesin ini juga membantu dalam porses pengahalusan benda kerja. Berikut Gambar 6.19 Gerinda Tangan.


Gambar 6.19 Gerinda Tangan

6.2.3   Konsep Produk Terpilih
            Konsep terpilih merupakan konsep terbaik yang telah terpilih dari beberapa seleksi atau penilaian seusai kebutuhan pelanggan dan kriteria lain. Proses produksi rak toples proses kerja intermitten. Proses ini mempunyai ciri produksi dalam kumpulan – kumpulan atau kelompok barang yang sejenis pada interval – interval waktu yang terputus putus. Hasil dari matrik pugh tersebut terdapat 16 konsep yaitu konsep A sampai P, Berdasarkan konsep-konsep tersebut didapatkanlah konsep terpilih dan  alternatif 1 dan 2. Berdasarkan konsep terpilih yaitu C1 didapat dari konsep M dan N. Berdasarkan konsep M pada kriteria seleksi berjenis material kayu yaitu berupa jati belanda, produk tahan lama karena di cat anti rayap, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (42x33x42) cm dan memiliki fitur tambahan berupa kaca. Berdasarkan konsep M pada kriteria seleksi berjenis material kayu yaitu berupa jati belanda, produk tahan lama karena di cat anti rayap, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (42x33x42) cm dan memiliki fitur tambahan berupa tutup rak. Berdasarkan kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air. Berdasarkan konsep alternatif pertama yaitu Y1 didapat dari konsep J, berdasarkan konsep tersebut pada kriteria seleksi berjenis material kayu yaitu berupa jati belanda, produk tahan lama karena di pernis, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (42x33x42) cm dan memiliki fitur tambahan berupa tutup rak. Berdasarkan kelebihan dari konsep terpilih yaitu harga murah, mudah untuk dicari, dan tidak terlalu berat. sedangkan kekurangannya kayu jati belanda tidak terlalu padat karena terdapat pori-pori sehingga tidak tahan terkena air. Berdasarkan konsep alternatif kedua yaitu C2 didapat dari konsep E dan F. Berdasarkan konsep E pada kriteria seleksi berjenis material kayu yaitu berupa multipleks, produk tahan lama karena di cat anti rayap, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (42x33x42) cm dan memiliki fitur tambahan berupa kaca. Berdasarkan konsep F pada kriteria seleksi berjenis material kayu yaitu berupa jati multipleks, produk tahan lama karena di cat anti rayap, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (42x33x42) cm dan memiliki fitur tambahan berupa tutup rak. Berdasarkan kelebihan dari konsep alternatif kedua ini yaitu harga yang murah, mudah untuk dicari, tidak terlalu berat, sedangkan kekurangannya yaitu memiliki daya tahan yang tidak kuat, sehingga tidak tahan jika terkena air. Ketahanan dengan menggunakan cat anti rayap memiliki kekurangan, yaitu tidak mendapatkan warna terhadap produk rak toples sehingga nilai dari produk rak toples tidak bertambah.

 6.2.4   Perbandingan Mesin dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Produk Referensi dan Produk Inovasi.
            Konsep terpilih didapatkan mesin dan alat yang digunakan untuk membuat produk rak toples. Maka bisa didapatkan perbandingan antara mesin dan alat yang digunakan di produk terpilih dengan produk referensi, diantaranya didapatkan kekurangan atau kelebihan dari masing-masing mesin dan alat di produk referensi maupun terpilih beserta alasanya. Berikut Tabel 6.1 Perbandingan Antara Mesin dan Alat. 
Tabel 6. 1 Perbandingan Antara Mesin dan Alat
No
Operasi
Produk referensi
Produk inovasi
1.
Mengukur
Penggaris
 

Pulpen
Meteran

Pulpen
2
Memotong
Circular Saw
Circular Saw
3
Merakit
Nail gun
Nail gun
4
Menghaluskan
Amplas
Gerinda tangan
5
Mengecat
-
Spray gun










Alasan dipilih nya meteran dalam mengukur karena penggunaan penggaris lebih mudah dan tidak terlalu banyak memakan waktu, alasan dipilih nya circular saw karena penggunaan circular saw lebih efektif dan tidak terlalu banyak memakan waktu, alasan dipilih nya nail gun karena nailgun mudah didapatkan dan sudah terbiasa menggukan nail gun, alasan dipilih nya gerinda tangan karena penggunaan gerinda tangan sangat mudah dan menghemat waktu, alasan dipilih nya spray gun karena penggunaan spray gun sangat mudah dan menghemat waktu

6.2.5    Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja serta Pengendaliannya
            Alat pelindung diri atau APD digunakan oleh pekerja saat melakukan proses pekerjaan untuk melindungi diri sehingga terhindar dari bahaya yang dapat saja terjadi pada saat bekerja. Proses pembuatan rak toples juga memerlukan alat pelindung diri untuk menghindari potensi bahaya kecelakaan kerja. Proses pada saat pengambilan bahan baku di gudang memiliki potensi bahaya yaitu tertimpa komponen-komponen benda yang berada diatasnya. Alat pelindung diri yang digunakan adalah safety helm dan sepatu safety karena alat tersebut berguna untuk melindungi bagian kepala dan kaki dari tertimpa komponen-komponen yang ada di atas. Dibutuhkan perhitungan dan ketlitian dalam memproduksi rak toples ini karena akan banyak potensi potensi bahaya yang akan terjadi pada operator. Berikut Tabel 6.2 Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja Serta Pengendaliannya.





No comments:

Post a Comment